Peran tarekat dalam pembangunan sebenarnya merupakan
kajian yang strategis akan tetapi kurang
cukup rujukan intelektual yang memadahi. Di Indonesia walaupun terdapat
pengakuan bahwa terkat memainkan peran cukup signifikan dalam proses penyebaran
Islam akan tetapi kajian tarekat dalam hubungannya dengan dinamika sosial
politik Indonesia kurang mendapat perhatian.
Tarekat merupakan salah satu pilar kontinuitas
peradaban Islam, demikian juga perkembangan Islam di Nusantara banyak dimainkan
oleh tarekat ini. Tarekat mulai berkembang dan mempunyai pengaruh besar pada
abad ke-6 dan ke-7 H di Indonesia. Keberhasilan pengembangan Islam di Indonesia
melalui tarekat dan tasawuf. Sejak masuknya Islam, bangsa Indonesia mengenal
ahl fiqh (fuqoha) ahli teologi dan sebagainya. Namun yang sangat
terkanal dalam sejarah adalah syaikh tarekat seperti Hamzah Fansuri, Syamsudin
Sumatrani, Nuruddin Al-Raniri dan Abd. Al-Rauf Singkel. Sikap hidup para Syaikh
Tarekat yang berpihak kepada kepentingan rakyat sehingga nama dan ajarannya sangat
berpengaruh besar dalam pembentukan pemikiran Islam rakyat maupun elit penguasa
Nusantara.
Dari abad ke-17 hingga abad ke-19 gerakan tarekat di
Indonesia menampakkan partisipasinnya membela kepentingan rakyat. Semula dengan
pondok pesantren para guru tarekat bertindak sebagai edukator. Tetapi dengan
adanya perubahan tatanan politik yang menandas rakyat, pondok pesantren bukan
hanya dijadikan arena pembinaan spritual melainkan juga sebagai pusat aktivitas
menanamkan kesadaran cinta tanah air, bangsa dan agama. Uraian di atas
merupakan fakta sejarah bagaimana tarekat berfungsi sebagai pilar kontinuitas
peradaban Islam sesuai dengan dinamika sosial politik dan budaya yang dipahami
oleh masyarakat, dari sini persoalannya kemudian adalah bagaimana peran yang bisa
dimainkan oleh tarekat dalam situasi kontemporer yang sering disebut sebagai
abad modern dimana pembangunan dianggap sebagai keniscayaan sejarah yang harus
dilakukan.
Tarekat tidak hanya mempunyai fungsi keagamaan. Setiap
tarekat merupakan semacam keluarga besar, dan semua anggota-anggotanya
menganggap diri mereka bersaudara satu sama lain. Fungsi keagamaan dan fungsi
sosial semacam itu menjadikan dalam tarekat terkandung kekuatan politik. Syaikh
tarekat yang harismatik karena banyak pengikutnya serta besar pula pengaruhnya,
maka para syeikh tarekat memainkan peranan penting dalam dinamika sosial
politik. Tidak jarang pemerintah melihat para syeikh ini sebagai ancaman atau
sebagai sekutu yang bermanfaat, sehingga mustahil mengabaikan mereka.
Singkatnya tarekat sebenarnya tidak hanya memiliki potensi
keagamaan tetapi juga memiliki potensi sosial, ekkonomis maupun kultural. Wajar
saja apabila secara politik tarekat sebenarnya mempunyai posisi yang strategis
itu bermakna secara kontekstual dalam kehidupan kita sekarang ini. Tarekat bisa mengembangkan dua fungsi
yang dimilikinnya yaitu fungsi keagamaan dan fungsi sosial yang termasuknya di
dalamnya fungsi ekonomi maupun politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar